Jakarta - (Kamis, 02/05/2013) 2 Mei diperingati
sebagai Hari Pendidikan Nasional. Namun langit pendidikan Indonesia
masih saja di rundung masalah. Kesejahteraan para guru honorer hingga
kini tak jelas arahnya. Dengan beban dan tanggungjawab yang sama dengan
guru PNS, guru honorer masih mendapatkan gaji yang jauh dibawah UMR.
Akankah hari pendidikan kali ini bisa memberikan titik cerah kepada para
pahlawan tanpa tanda jasa ini?.
Di Sekolah Dasar Negeri Palmeriam 01 inilah tempat Rosa Mince yang
akrab disapa Bu Rosa, membaktikan dirinya sebagai seorang guru honorer
dan mengajar dikelas empat.
Tiga belas tahun sudah pekerjaan
sebagai guru honorer ia jalani. Meski tidak tau kapan nasibnya sebagai
guru honorer akan berubah menjadi Pegawai Negeri Sipil, janda dua anak
ini, tetap menjalankan profesinya dengan ikhlas. Dengan bekal gaji
sebesar 1 juta 150 ribu perbulan, ia pun terus berusaha menggapai
mimpinya dan mencoba untuk mengikuti tes PNS. Sayangnya kegagalan masih
terus ia rasakan meskipun semua persyaratan telah dipenuhi.
Tidak hanya sebagai guru di kelas, ibu Rosa juga menjadi pembina
pramuka. Dikalangan murid-murid dan rekan sejawatnya, perempuan paruh
baya ini menjadi guru favorit.
Tahun ini usia Rosa sudah menginjak 52 tahun. Pupus sudah harapannya
untuk bisa diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil, karena usianya telah
melampaui batas kualifikasi.
Tahun 2013 ini masih ada sekitar 1 juta guru honorer di sekolah
negeri dan swasta. Dengan beban kerja yang sama beratnya dengan guru
PNS, guru honorer tidak mendapatkan kesejahteraan yang layak. Gaji
mereka bergantung pada dana Bantuan Operasional Sekolah atau BOS.
Ironisnya, dari total jumlah dana BOS setiap sekolah yang cair setiap
3 bulan sekali, hanya 20 persen yang bisa digunakan untuk membayar guru
honorer.
Bisa anda bayangkan jika jumlah murid dalam satu sekolah sebanyak 300
orang dan guru honorer sebanyak 5 orang. Jumlah siswa dikalikan dengan
dana BOS pertiga bulan sebesar 145 ribu rupiah. Dari hasil tersebut, 20
persennya akan dibagikan merata kepada 5 orang guru honorer sebagai gaji
perbulan. Nilainya jauh dibawah upah minimum yang ditetapkan di
Indonesia.
Hari Pendidikan Nasional ini selayaknya menjadi cermin pemerintah
untuk berbenah diri menyelesaikan segala permasalahan dunia pendidikan,
termasuk ketidakjelasan status para guru honorer.